Kamis, 27 Maret 2008

MANUSIA MERUPAKAN PRIBADI YANG UNIK

Mempelajari manusia dari sisi perilaku dasar kebudayaan dan peradaban akan memberikan pandangan yang cukup penting untuk melihat minat dan kepentingan manusia dalam hidupnya, usaha-usahanya menghadapi tantangan untuk mempertahankan hidup dan usaha nya mempertahankan diri. Manusia tidak berperilaku seperti binatang adalah karena manusia bukan binatang, bukan pula karena mereka punya budaya atau adab.

kepribadian

Istilah kepribadian (personality) sesungguhnya banyak memiliki arti. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan didalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Kiranya patut diakui bahwa diantara para ahli psikologi belum ada kesepakatan tentang arti dan defenisi kepribadian itu. Boleh dikatakan jumlahnya sebanyak ahli yang mencoba menafsirkannya.pembahasan kita tentang arti kepribadian akan dimulai dengan membahas pengertian kepribadian menurut orang awam atau pengertian kepribadian yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan maksud mempermudah pemahaman kita tentang arti kepribadian yang sesungguhnya menurut pengertian ilmiah (psikologi)

  1. Kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Kata personality dari bahasa inggris yang berasal dari kata latin “ persona” yang biasa diartikan sebagai topeng pada pemain sandiwara dalam memainkan peranan-peranannya. Pada waktu itu setiap pemain memainkan perannya masing-masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Lambat laun kata persona (personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, dimana kemudian individu tersebut diharapkan bertingkahlaku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu. Dalam kehidupan sehari-hari biasa kita temui pengertian ini melalui ungkapan-ungkapan seperti : “ didi berkepribadian pahlawan” atau “ dewi memiliki kepribadian kartini sejati”

Disamping itu, kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Contohnya kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “kepribadian pemalu” kepada orang yang supel dikenakan atribut “ berkepribadian supel” dan kepada orang yang suka bertindak keras dikenakan atribut “ berkepribadian keras” selain itu bahkan sering pula dijumpai ungkapan atau sebutan “tidak berkepribadian”

Dari uraian tersebut bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian menurut pengertian sehari-hari, menunjukan kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lain. Pengertian seperti ini mmudah dimengerti dan karena juga mudah dipergunakan. Tetapi sayangnya pengertian yang mudah dan luas pengertian ini dianggap lemah dan tidak bisa menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, sebab pengertian disini hanya menunjuk terbatas kepada ciri-ciri yang dapat diamati saja, dan mengabaikan kemungkinan ciri-ciri ini bisa berubah tergantung kepada situasi keliling. Tambahan itu lemah disebabkan oleh sifatnya yang evaluatif (menilai) bagaimanapun kepribadian itu pada dasarnya tidak bisa dinilai “ baik atau buruk” (netral) dan para ahli psikologi selalu menghindarkan penilaian atas kepribadian.

  1. Kepribadian menurut psikologi

Pengertian kepribadian menurut disiplin ilmu psikologi bisa diambil dari rumusan beberapa teoris kepribadian yang terkemuka. George Kelly, misalnya, memandang kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Teoris yang lain, Gordon Allport, merumuskan kepribadian sebagai "sesuatu" yang ter­dapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan." Tepatnya rumusan Allport tentang kepribadian adalah: "Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas." Allport menggunakan istilah 'sistem psikofisik' dengan maksud menunjukkan bahwa "jiwa" dan "raga" manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku., Sedangkan istilah "khan" dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu ber­tingkah laku dalam caranya sendiri karena setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, dan karenanya tidak akan ada dua orang pun yang bertingkah laku sama. Sementara itu Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut. (Ulasan selengkapnya mengenai teori kepribadian Freud akan dijumpai dalam bab selanjutnya.)

Sungguhpun berbeda-beda, batasan-batasan kepribadian yang diru­muskan oleh beberapa teoris kepribadian tersebut di atas telah dapat menunjukkan bahwa pengertian kepribadian menurut disiplin ilmu psiko­ logi adalah berbeda dan jauh lebih luas daripada pengertian kepribadian yang biasa dijumpai dalam percakapan sehari-hari, baik dalam isi maupun dalam jangkauannya. Dan di balik perbedaan rumusannya, sebagian besar definisi atau batasan yang disusun oleh para teoris kepribadian memiliki beberapa persamaan yang mendasar, yakni:

a. Sebagian besar batasan melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotetis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan perka­taan lain, kepribadian dipandang sebagai "organisasi" yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku.

b. Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah "kepribadian", keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui studi tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membe­dakannya dengan individu lain diharapkan menjadi jelas atau dapat dipahami. Pendek kata, para teoris kepribadian memandang kepriba­dian sebagai sesuatu yang unik atau khas pada diri setiap orang.

c. Sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut "sejarah hidup", perkembangan, dan perspektif. Kepriba­dian,• menurut para teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subjek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor genetik atau biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Atau dengan perkataan lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.

Jumat, 21 Maret 2008

Bimbingan dan Konseling

ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING

1. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling dan diterapkan sesuai asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas ini dapat diterapkan sebagai berikut: "(1) Asas Kerahasiaan, (2) Asas Kesukarelaan, (3) Asas Keterbukaan, (4) Asas Kekinian, (5), Asas Kemandirian, (6) Asas Kegiatan. (7) Asas Kedinamisan, (8) Asas Keterpaduan, (9) Asas Kenormatifan, (10) Asas Keahlian, (11) Asas Ahlitangan, dan (12) Asas Tut Wuri Handayani", (Prayitno, 1983: 6-12).


Selasa, 04 Maret 2008

Selamat Datang

Mandastana 4


sekolah yang berada di pinggiran mencoba menggali informasi melalui dunia maya dan memiliki sebuah tempat untuk membudahkan berkomunikasi, sekolah ini memiliki beberapa tenaga pengajara yang cukup potensial dan siap menerima segala perubahan kearah yang lebih baik